Jangan Malu Biarkan Saja
Bertani bagi sebagian besar orang menganggap sebuah profesi yang kurang baik, banyak bukti yang terkadang saya temukan di lingkungan sekitar. Salah satunya yakni begitu banyak mahasiswa atau pun mahasiswi di Makassar yang tidak mau mengakui jika dia dilahirkan dari seorang petani.
Gengsi membuat mereka tidak mengakui profesi itu. Yang lebih parahnya lagi karena identitas domisili pun di rahasiakan. Dia lebih dominan memilih untuk berbohong dengan mengakui sebagai orang kota, dibanding harus jujur jikalau dia terlahir dari desa terpencil.
Aneh kan?,
Kenapa mesti malu, jika kita memang berasal dari rahim seorang petani, kenapa mesti gengsi, mengakui jika kita kita memang orang kampung. Harusnya bangga kita dilahirkan dari keluarga petani karena sudah pasti mereka membesarkan dan memenuhi kebutuhan kita dari hasil alam yang sudah pasti teruji halalnya.
Dengan cucuran keringat mereka mengais reski dari alam, butuh waktu dan kesabaran untuk dapat menuai hasil dari jerih payahnya, jika gagal mereka tetap tersenyum. Berbeda dengan profesi lain yang terkadang sumbernya belum jelas, ditambah lagi ketidaksesuaian antara usaha dan hasil, sehingga yang didapatkan terkadang menyimpang.
Kenapa mesti gengsi mengakui jika kita berasal dari desa, bukankah kehidupan di desa jauh lebih damai, sejuk, dan nyaman. Karena itu, bagaimana pun bentuknya, seperti apapun mereka menilai, saya tetap bangga lahir dari lingkungan petani yang berasal dari kampung.
Karena itu, Kesederhanaan jauh lebih baik jika dibarengi dengan kejujuran, daripada kemewahan yang dibarengi dengan kebohongan. Makanya jangan malu.
Gengsi membuat mereka tidak mengakui profesi itu. Yang lebih parahnya lagi karena identitas domisili pun di rahasiakan. Dia lebih dominan memilih untuk berbohong dengan mengakui sebagai orang kota, dibanding harus jujur jikalau dia terlahir dari desa terpencil.
Aneh kan?,
Kenapa mesti malu, jika kita memang berasal dari rahim seorang petani, kenapa mesti gengsi, mengakui jika kita kita memang orang kampung. Harusnya bangga kita dilahirkan dari keluarga petani karena sudah pasti mereka membesarkan dan memenuhi kebutuhan kita dari hasil alam yang sudah pasti teruji halalnya.
Dengan cucuran keringat mereka mengais reski dari alam, butuh waktu dan kesabaran untuk dapat menuai hasil dari jerih payahnya, jika gagal mereka tetap tersenyum. Berbeda dengan profesi lain yang terkadang sumbernya belum jelas, ditambah lagi ketidaksesuaian antara usaha dan hasil, sehingga yang didapatkan terkadang menyimpang.
Kenapa mesti gengsi mengakui jika kita berasal dari desa, bukankah kehidupan di desa jauh lebih damai, sejuk, dan nyaman. Karena itu, bagaimana pun bentuknya, seperti apapun mereka menilai, saya tetap bangga lahir dari lingkungan petani yang berasal dari kampung.
Karena itu, Kesederhanaan jauh lebih baik jika dibarengi dengan kejujuran, daripada kemewahan yang dibarengi dengan kebohongan. Makanya jangan malu.
0 Response to "Jangan Malu Biarkan Saja"
Posting Komentar