Ayahku Hebat
Dua hari berada dikampung terasa waktu begitu cepat berlalu. Masih kepengen tinggal namun sesuatu yang mengharuskan kembali ke Makassar hari ini. Terlihat dari kejauhan ku terawang wajah ayah yang sudah cukup renta, tubuhnya tak lagi kekar namun sudah mulai keropos. Melihatnya, perasaan cukup sedih.
Hampir separuh hidup ayahku dihabiskan untuk bertani, pergi dipagi hari dan pulang ke rumah menjelang magrib. Mungkin berbeda dengan sebagian ayah yang lebih dominan duduk dikursi yang empuk sembari menjalani hidupnya. Ruangan ber AC, kursi empuk, dinding yang berhiaskan permadani yang indah menjadikan keberadaannya semakin nyaman.
Ayahku. Bekerja dibawah terik, ditemani oleh cangkul dan parang ditangannya. Di sekelilingnya hanya nampak semak belukar, duri yang siap menerkam, hujan yang datang terkadang membasahi tubuhnya. Ayah yang hebat, sosok yang selalu memberi inspirasi untuk berbagi, peka terhadap lingkungan, serta mengajari tentang kesederhanaan dalam hidup.
Itu saja !
Itu saja !
0 Response to "Ayahku Hebat"
Posting Komentar