Ketika Suaramu Tak Lagi Menggema
Hari ini teriakan mu tak lagi syahdu kawan, tak se syahdu pendahulu yang seakan menggetarkan relung hati.
Kini tak ada lagi yang peduli, bahkan empati dari penguasa demokrasi pun seakan lenyap.
Mungkin sudah saatnya kita harus mengubah metode untuk sekedar mendapatkan empati yang hilang. Cara yang kemarin tak lagi efektif untuk melegalkan aksi.
Karena dukungan dari sang penguasa demokrasi tak lagi ada. Sudah saatnya aksi kita harus berdasarkan fakta, menghadirkan data di setiap teriakan. Bukan hanya sekedar terkaan yang didapat dari hembusan angin yang tak jelas. Sudah saatnya kita berbenah, meng-update kritis yang kita miliki. Dengan satu pijakan dasar, yakni pembuktian berdasar sumber yang jelas. Mungkin dengan cara itu, kita mampu merebut kembali empati yang sudah hilang.
Karena aksi tidak hanya butuh semangat kawan, jangan asal berteriak, karena teriakanmu tak lagi menggema. Jangan mudah terpancing, hanya dengan mendengar atau melihat, tapi cobalah untuk sedikit lebih kritis dalam menanggapi setiap informasi yang engkau terima.
Saat ini sangat nampak, empati yang kemarin bergema kini hilang entah mengapa. Mungkin saja karena tak percaya padamu. Ataukah karena kritis mereka lebih baik darimu. Maka, kembalilah ke fitrahmu sebagai mahasiswa yang bergerak dengan penuh keyakinan, beraksi karena hati. Jika engkau tulus, dalam diam pun engkau mampu membungkam mereka.
Itu saja !
Karena dukungan dari sang penguasa demokrasi tak lagi ada. Sudah saatnya aksi kita harus berdasarkan fakta, menghadirkan data di setiap teriakan. Bukan hanya sekedar terkaan yang didapat dari hembusan angin yang tak jelas. Sudah saatnya kita berbenah, meng-update kritis yang kita miliki. Dengan satu pijakan dasar, yakni pembuktian berdasar sumber yang jelas. Mungkin dengan cara itu, kita mampu merebut kembali empati yang sudah hilang.
Karena aksi tidak hanya butuh semangat kawan, jangan asal berteriak, karena teriakanmu tak lagi menggema. Jangan mudah terpancing, hanya dengan mendengar atau melihat, tapi cobalah untuk sedikit lebih kritis dalam menanggapi setiap informasi yang engkau terima.
Saat ini sangat nampak, empati yang kemarin bergema kini hilang entah mengapa. Mungkin saja karena tak percaya padamu. Ataukah karena kritis mereka lebih baik darimu. Maka, kembalilah ke fitrahmu sebagai mahasiswa yang bergerak dengan penuh keyakinan, beraksi karena hati. Jika engkau tulus, dalam diam pun engkau mampu membungkam mereka.
Itu saja !
0 Response to "Ketika Suaramu Tak Lagi Menggema"
Posting Komentar