Majene Belum Layak Jadi Kota Pendidikan

Malam ini saya sedang duduk di teras sambil memberi makan ikan yang ada di kolam. Tetiba teringat slogan Majene sebagai kota pendidikan. Wah, slogannya sangat keren namun sampai saat ini menurut hemat saya sih masih hanya sebatas angan-angan.

Saya sudah dua tahun lebih tinggal di kota kecil ini, namun sampai saat ini saya belum melihat adanya kebijakan pemerintah yang diarahkan untuk mewujudkan slogan ini. 

Padahal potensi Majene sebagai kota pendidikan itu sangat terbuka lebar. Hal ini bisa terlihat dari adanya beberapa kampus negeri yang sudah berdiri serta berbagai instansi pendidikan baik negeri maupun swasta dari berbagai jenjang sudah ada di kota ini. 

Terus apalagi yang mesti di tunggu! Nah, disinilah dibutuhkan peran pemerintah yang seharusnya bisa hadir untuk mewujudkan hal itu. Seperti halnya, menata kota dengan sentuhan kreatifitas. Melibatkan para OPD untuk mendirikan lapak baca di sudut-sudut kota.

Atau jika tidak ingin repot, mungkin bisa menjalin kerjasama dengan para penggiat literasi, untuk bisa ikut menjajakan buku di emperan-emperan kota disetiap sore hari.

Menata daerah pesisir menjadi taman kota yang nyaman untuk para pengunjung di lengkapi dengan berbagai hal yang bisa meningkatkan minat baca. Lengkap dengan wifi gratis, ruang multimedia, dan perpustakaan.

Tapi ide ini mungkin masih terlalu dini bagi pemerintah setempat. Lebih baik untuk saat ini, ada perhatian khusus untuk akses jalan ke kampus khususnya kampus Unsulbar.

Kondisi jalannya sangat memprihatikan. Menanjak dan berlubang, becek dan sangat licin di saat hujan. Sebaliknya, berdebu di panas terik.

Hal ini menjadi tantangan utama bagi mahasiswa dan dosen untuk bisa menjangkau ruang kuliah. Makanya tak heran jika sudah banyak yang jadi korban. 

0 Response to "Majene Belum Layak Jadi Kota Pendidikan"

Posting Komentar