Jangan Lupakan Palu
Jangan lupakan pagi itu ditempat ini, ketika kita membaca berita gempa dahsyat yang mengguncang Palu beberapa bulan lau. Kemudian tak lama berselang kita juga tahu kalau gempa itu memicu tsunami, banyak orang hilang dan tenggelam. Kemudian tiba-tiba kita dikagetkan dengan sebuah video amatir yang merekam sebuah hamparan tanah yang bergerak, pohon-pohon diatasnya berjalan, sebuah rumah besar yang berjalan dan diikuti tiang BTS yang berpindah tempat.
Rumah satu persatu ambruk karena tanah dibawahnya yang berubah menjadi lumpur , orang-orang panik berlarian menyelamatkan diri dan keluarganya. Masih ingatkah kejadian itu di pantai, air laut naik ke atas. Menghempas apapun di depannya.
Subhanallah! ternyata itu tanah yang mencair bukan air laut yang meninggi. Kok bisa?
Percaya ataupun tidak, meskipun video itu kita ulang berkali-kali, mata kita tidak berkedip, otak berputar, hati berdegup menghayati kengerian orang-orang yang mengalami kejadian itu disana.
Ya Allah bencana apakah ini?!
Ada apakah dengan bumi?!
Saat ini waktu sudah berlalu semenjak peristiwa itu. Masih adakah kengerian itu di dada? Atau masih terselipkah rasa mencekam itu?!
Tolong aku minta jangan lupakan Palu... Pada peristiwa itu Allah ingin kita melihat, bukan melalui ayat-ayat suci-Nya karena sedikit yang beriman dan banyak yang tidak. Pada peristiwa itu Allah ingin kita melihat dengan mata kepala kita, agar mudah kita mencerna bahwa: *- kekuatan Allah lah yang tiada terkalahkan.* *- Tiada yg sanggup menghentikan kejadian apa pun apabila Allah berkehendak.* *- dunia ini sangat murah, amalan kita lah yang berharga.
Tolong jangan lupakan Palu
Di tempat ini Allah izinkan bumi bernafas. Namun hanya sekian detik semua luluh lantak rata dengan tanah. Belakangan akhirnya kita tahu: - Ada pesta di Palu, pesta kesyirikan, ada musik, tabarruj, wanita-wanita menari. - Judi dan zina di Petobo - Bahkan LGBT kongres di sana.
Kalau ada dari kita disini yang masih melakukan kesyirikan, menyembah kuburan, memberikan sesajian kepada laut, gunung, air terjun, maupun bangun gedung, rumah, jembatan menanam kepala kerbau, minta kesembuhan memotong ayam hitam kemudian bangkainya di buang ke air terjun atau tempat tertentu, pesugihan, maka tinggalkanlah karena kesyirikan sebab utama bencana.
Jika disini ada yang mengaku muslim tapi tidak shalat atau shalatnya bolong-bolong, mulai sekarang jaga shalat kalian. Jika disini ada yang gemar berzina, zina mata, tangan atau kemaluan, selingkuh atau berpacaran maka sudah waktunya sekarang kita tinggalkan itu semua. Atau jika disini masih ada yang suka dugem, ke diskotik, bercampur baur laki perempuan tanpa ikatan, tanpa batasan, minum minuman keras, narkoba, sekarang lah saatnya kita bangkit selagi masih diberi kesempatan.
Jangan tunggu besok atau nanti, karena tidak seorang pun dari kita tahu apa yang akan terjadi sesaat lagi. Teman-teman muslimah yang masih menanggalkan hijabnya, enggan berjilbab, gemar bersolek, menampakkan auratnya, mengenakan pakaian ketat, atau tipis, tidak adakah rasa iri dihatimu kepada saudari Winda yang jasadnya ditemukan masih lengkap dengan hijabnya?!
Jasadnya masih lemas dan tidak berbau meski sdh 14 hari tertimbun reruntuhan. Cadarnya melekat diwajahnya sampai-sampai tim SAR sungkan melepas penutup wajahnya. Dia mulia hidup dan matinya.
Tolong jangan lupakan Palu. Itu cara Allah menegur kita agar segera kita kembali kepada-Nya. Bertaubat dari segala macam dosa, bersemangat mempelajari agama-Nya dan mengamalkannya. Ya Allah, kami tidak tahu harus sedahsyat apa lagi teguranmu kepada kami jika gempa mengerikan di Palu kemarin belum juga menggugah hati ini, menggerakkan diri ini untuk memohon ampunan-Mu.
Rumah satu persatu ambruk karena tanah dibawahnya yang berubah menjadi lumpur , orang-orang panik berlarian menyelamatkan diri dan keluarganya. Masih ingatkah kejadian itu di pantai, air laut naik ke atas. Menghempas apapun di depannya.
Subhanallah! ternyata itu tanah yang mencair bukan air laut yang meninggi. Kok bisa?
Percaya ataupun tidak, meskipun video itu kita ulang berkali-kali, mata kita tidak berkedip, otak berputar, hati berdegup menghayati kengerian orang-orang yang mengalami kejadian itu disana.
Ya Allah bencana apakah ini?!
Ada apakah dengan bumi?!
Saat ini waktu sudah berlalu semenjak peristiwa itu. Masih adakah kengerian itu di dada? Atau masih terselipkah rasa mencekam itu?!
Tolong aku minta jangan lupakan Palu... Pada peristiwa itu Allah ingin kita melihat, bukan melalui ayat-ayat suci-Nya karena sedikit yang beriman dan banyak yang tidak. Pada peristiwa itu Allah ingin kita melihat dengan mata kepala kita, agar mudah kita mencerna bahwa: *- kekuatan Allah lah yang tiada terkalahkan.* *- Tiada yg sanggup menghentikan kejadian apa pun apabila Allah berkehendak.* *- dunia ini sangat murah, amalan kita lah yang berharga.
Tolong jangan lupakan Palu
Di tempat ini Allah izinkan bumi bernafas. Namun hanya sekian detik semua luluh lantak rata dengan tanah. Belakangan akhirnya kita tahu: - Ada pesta di Palu, pesta kesyirikan, ada musik, tabarruj, wanita-wanita menari. - Judi dan zina di Petobo - Bahkan LGBT kongres di sana.
Kalau ada dari kita disini yang masih melakukan kesyirikan, menyembah kuburan, memberikan sesajian kepada laut, gunung, air terjun, maupun bangun gedung, rumah, jembatan menanam kepala kerbau, minta kesembuhan memotong ayam hitam kemudian bangkainya di buang ke air terjun atau tempat tertentu, pesugihan, maka tinggalkanlah karena kesyirikan sebab utama bencana.
Jika disini ada yang mengaku muslim tapi tidak shalat atau shalatnya bolong-bolong, mulai sekarang jaga shalat kalian. Jika disini ada yang gemar berzina, zina mata, tangan atau kemaluan, selingkuh atau berpacaran maka sudah waktunya sekarang kita tinggalkan itu semua. Atau jika disini masih ada yang suka dugem, ke diskotik, bercampur baur laki perempuan tanpa ikatan, tanpa batasan, minum minuman keras, narkoba, sekarang lah saatnya kita bangkit selagi masih diberi kesempatan.
Jangan tunggu besok atau nanti, karena tidak seorang pun dari kita tahu apa yang akan terjadi sesaat lagi. Teman-teman muslimah yang masih menanggalkan hijabnya, enggan berjilbab, gemar bersolek, menampakkan auratnya, mengenakan pakaian ketat, atau tipis, tidak adakah rasa iri dihatimu kepada saudari Winda yang jasadnya ditemukan masih lengkap dengan hijabnya?!
Jasadnya masih lemas dan tidak berbau meski sdh 14 hari tertimbun reruntuhan. Cadarnya melekat diwajahnya sampai-sampai tim SAR sungkan melepas penutup wajahnya. Dia mulia hidup dan matinya.
Tolong jangan lupakan Palu. Itu cara Allah menegur kita agar segera kita kembali kepada-Nya. Bertaubat dari segala macam dosa, bersemangat mempelajari agama-Nya dan mengamalkannya. Ya Allah, kami tidak tahu harus sedahsyat apa lagi teguranmu kepada kami jika gempa mengerikan di Palu kemarin belum juga menggugah hati ini, menggerakkan diri ini untuk memohon ampunan-Mu.
0 Response to "Jangan Lupakan Palu"
Posting Komentar