Ketika Agama Hanya Dijadikan Identitas

Hari ini setelah posting beberapa artikel di media sebelah yang yang saya kelola. saya merasa jenuh dan bosan hingga mencoba membuka beberapa berita melalui gadget. Wah ada yang berbeda dengan hari ini dimana hampir semua media menjadikan puisi Neno Warisman menjadi tranding topik.

Akhirnya karena penasaran, saya mencoba  mencari tau tentang puisi tersebut dan mendengarkannya secara langsung melalui youtube. tadinya saya tak ingin berburuk sangka hanya dengan melihat berita dari beberapa media. Namun setelah mendengarkan puisi itu hingga habis, ternyata dalam puisi itu memang tersirat beberapa lirik yang menjadi kontraversi dan akan mengundang banyak tanya tentang makna dibalik puisi yang disampaikan.

Mendengar puisi itu, saya merasa berada di zaman peperangan. Ibaratnya ketika panglima perang yang sedang memberikan semangat dan menyeru untuk membakar semangat perajuritnya sebelum  berangkat ke medan perang.  Bukan hanya soal makna dibalik beberapa lirik yang saya ingin tanyakan namun, dari bentuknyapun saya belum paham, karya ini termasuk dalam karya puisi, doa, atau hujatan yang diramu seperti puisi agar terlihat dan terdengar keren.  Banyak yang mengatakan ini adalah puisi,adapula yang mengatakan ini adalah doa, tapi ko' yang namanya doa pasti sesuatu yang baik bukan sesuatu yang mengajak ummat untuk bertikai.

Tapi sudahlah cukup mereka yang mengerti. wkwkwkwkwk.

Apakah hal seperti ini patut dilakukan di saat sekarang ? Yah, bagi saya sih kurang tepat karena sekarang kita tidak dalam keadaan berperang.  Beberapa bulan kedepan kita hanya akan mengikuti kontekstasi politik melalui Pemilu secara demokrasi. Terlalu cemen sih, masa, hanya untuk menghadapi Pak Jokowi harus mengerahkan ummat untuk saling memusuhi, apalagi sampai  mengintervensi Tuhan. Wah, memang keren ibu yang satu ini.

jangan, jangan Engkau tinggalkan kami
dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu

Wah begitu hebatnya beliau sehingga mampu mengintervensi Tuhan, ketika mereka tidak di menangkan maka khawatir tidak ada lagi yang menyembah-Nya. Tapi wajar sih jika memiliki pandangan seperti itu, karena mungkin saja baginya  Agama dan Tuhan  hanyalah identitas yang kapan saja bisa ditanggalkan atau tinggalkan sesuka hati dimanapun dan kapan mereka berada.

Jika itu terjadi maka sudah dipastikan bahwa Ibu ini tidak memiliki keyakinan dalam dirinya, baginya kemenangan politik jauh lebih berarti dan lebih penting dibanding  keberadaan Tuhan, yang selama ini jelas-jelas memberinya hidup dan kehidupan.

Yah, ini menjadi pelajaran bagi pribadi saya bahwa, yang terpenting diatas segalanya adalah lebih mendekatkan diri kepada Allah. urusan politik dan yang lain itu hanya sementara yang akan berakhir esok sore. Jangan jadikan Agama hanya sekedar identitas yang dengan mudahnya engkau bisa gadai dengan kepentingan semata. Jangan jual agama dan keyakinanmu hanya untuk memuluskan keinginanmu.

Untuk Neno Warisman, lebih baik belajarlah untuk jadi ibu yang baik. kembalilah untuk membuka buku-buku agama pelajarilah buku itu agar agama dan keyakinan tidak sekedar identitas bagimu.

Itu saja !




0 Response to "Ketika Agama Hanya Dijadikan Identitas"

Posting Komentar