Pengemis Berkalung Emas
Siang ini saya diajak kanda Suardi mengantarnya ke terminal untuk mengirim sebuah paket yang ditujukan untuk keluarga k' Daus di Bantaeng. Namun sebelumnya, menyempatkan singgah di pertamina untuk mengisi bahan bakar. "30 ribu pak, ucapku". Suasana riuh membuatku harus bersuara sedikit keras dari biasanya.
Tak sengaja seorang ibu dengan wajah murung, mengenakan gamis berwarna krem, muncul dari balik pompa bensin. Mendekati seorang pengendara yang baru saja mengisi bahan bakar, sambil menengadahkan tangan berbelas kasih. Namun, sang pengendara itu tak memberinya bahkan menatapnya pun seakan tak mau. Entah apa yang ada di pikirannya.
Jika ku taksir mungkin umurnya berkisar 33- 35 tahun. Terlepas dari itu, ada yang menarik perhatianku dari penampilan ibu yang satu ini sehingga membuatku penasaran, terbawa pulang rumah. Disaat ibu ini menengadahkan tangannya dan meminta belas kasih, saya kemudian ragu jika memang apa yang dilakukan sesuai dengan kondisi ekonominya.
Bayangkan saja, di jarinya terselip beberapa cincin berwarna emas, telinganya dihiasi dengan anting yang indah berwarna emas, serta di lehernya melingkar sebuah kalung yang juga berwarna emas. Entah apakah perhiasan itu asli terbuat dari emas, ataupun hanya sebatas perhiasan yang terbuat dari perak atau perunggu namun bagiku ini tak sesuai dengan kondisi yang diperankan saat ini.
Dalam perjalanan pun kami sempat ngobrol (saya bersama kanda Suardi) tentang penampilan ibu tadi, bahkan sempat melontarkan kata" mungkinkan dunia sudah terbalik". Aku pun tak tau apakah ini termasuk gibah atau fitnah, tapi ini murni spontan dari pikirku yang terus terusik dengan pemandangan yang baru ku lihat hari ini. Jika ini termasuk gibah atau fitnah, semoga ibu tadi bisa memaafkan. Apalagi dalam bulan suci ramadhan, dimana kita dianjurkan untuk lebih banyak beribadah.
Itu saja
Tak sengaja seorang ibu dengan wajah murung, mengenakan gamis berwarna krem, muncul dari balik pompa bensin. Mendekati seorang pengendara yang baru saja mengisi bahan bakar, sambil menengadahkan tangan berbelas kasih. Namun, sang pengendara itu tak memberinya bahkan menatapnya pun seakan tak mau. Entah apa yang ada di pikirannya.
Jika ku taksir mungkin umurnya berkisar 33- 35 tahun. Terlepas dari itu, ada yang menarik perhatianku dari penampilan ibu yang satu ini sehingga membuatku penasaran, terbawa pulang rumah. Disaat ibu ini menengadahkan tangannya dan meminta belas kasih, saya kemudian ragu jika memang apa yang dilakukan sesuai dengan kondisi ekonominya.
Bayangkan saja, di jarinya terselip beberapa cincin berwarna emas, telinganya dihiasi dengan anting yang indah berwarna emas, serta di lehernya melingkar sebuah kalung yang juga berwarna emas. Entah apakah perhiasan itu asli terbuat dari emas, ataupun hanya sebatas perhiasan yang terbuat dari perak atau perunggu namun bagiku ini tak sesuai dengan kondisi yang diperankan saat ini.
Dalam perjalanan pun kami sempat ngobrol (saya bersama kanda Suardi) tentang penampilan ibu tadi, bahkan sempat melontarkan kata" mungkinkan dunia sudah terbalik". Aku pun tak tau apakah ini termasuk gibah atau fitnah, tapi ini murni spontan dari pikirku yang terus terusik dengan pemandangan yang baru ku lihat hari ini. Jika ini termasuk gibah atau fitnah, semoga ibu tadi bisa memaafkan. Apalagi dalam bulan suci ramadhan, dimana kita dianjurkan untuk lebih banyak beribadah.
Itu saja
0 Response to "Pengemis Berkalung Emas"
Posting Komentar