Layang-Layang antara permainan dan tradisi
Layang-layang merupakan salah satu jenis permainan yang terbuat dari bilah bambu yang telah di rangkai dengan tambahan kain, kertas, plastik atau kantong, kemudian diterbangkan ke udara dengan memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkat nya.
Layang-layang disebut juga "Pasajang" bagi orang bugis, entah apa bagi orang Mandar tapi kayaknya tetap sama "layang-layang". Permainan ini begitu banyak digemari disetiap daerah mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orangtua.
Di dalam beberapa referensi sejarah seni layang-layang, banyak yang beranggapan bahwa layang-layang itu berawal dari Jepang, ada pula yang menyebutnya dari Tiongkok, bahkan Mesir.
Entahlah....
Akan tetapi, kita pun memiliki jejak atau bukti sejarah yang dapat menguatkan dan meyakinkan kita, jika layang-layang itu pun berasal dari warisan budaya kita (Indonesia), hal ini dibuktikan dengan ditemukannya bangkai atau lukisan layang-layang di Goa Muna Sulawesi Tenggara.
Di dalam goa tersebut ditemukan sebuah lukisan layang-layang yang umurnya di perkirakan sekitar 4000 tahun sebelum masehi. Pernyataan penemuan lukisan layang-layang di Goa Muna itu sendiri pun dibenarkan oleh salah satu pemandu di Museum layang-layang Indonesia bernama Dayat (Kompasiana).
Bahkan hal ini diperkuat pula dengan adanya Museum Layang-layang Indonesia yang terletak di Jalan H Kamang No.38, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Dimana di museum tersebut menyimpan segala beragam koleksi jenis layang-layang yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia dan bahkan ada jenis layangan yang berasal dari negara-negara lain.
Namun jika merasa penasaran atau belum puas, teman-teman pun boleh mencari referensi yang lebih banyak lagi untuk semakin meyakinkan jika layang-layang memang berasal dari warisan nenek moyang kita atau bukan.
Saya pun beranggapan, jika claim mereka disetiap negara benar! Maka, bentuk dan rupa dari jenis layang-layang itulah yang perlu diclaim menjadi warisan murni dari leluhur kita. Ingat ini hanya asumsi saya, kebenarannya masih perlu pembuktian lebih mendalam.
Kali ini saya tertarik mengulas tentang layang-layang karena di sekitar rumah, hampir disetiap harinya "layang-layang" menjadi tontonan asyik bagi warga sekitar. Tak kenal terik, layang-layang pun terus jadi penghias di langit biru.
Uniknya, tak hanya dimainkan oleh anak-anak namun orangtua pun ikut mengambil bagian dari permainan ini.
Saya merasa ini bukan hanya sekadar permainan semata, namun ada nilai dan tradisi yang perlu untuk tetap dilestarikan agar menjadi warisan bagi anak cucu kita kedepan.
Majene, 29 September 2022
0 Response to "Layang-Layang antara permainan dan tradisi"
Posting Komentar