Nasdem Menjadikan Anies Pion


Suasana politik sudah mulai terasa panas padahal kontekstasi politik masih begitu lama. Apalagi ketika Partai Nasdem secara resmi telah mengumumkan untuk mengusung dan menjagokan Anies Baswedan sebagai calon yang akan ikut bertarung di 2024.

Yah, meskipun ini masih sangat prematur namun saya yakin partai Nasdem punya kalkulasi politik tersendiri hingga berani mengusung Anies Baswedan yang notabenenya bukan merupakan kader partai. 

Meskipun begitu, partai Nasdem tidak akan mungkin bisa berdiri sendiri karena aturan presidential thereshold yang mengharuskan partai hanya bisa mengusung calon presiden ketika memenuhi ambang batas minimum kursi di DPR, yakni 20 % dari jumlah kursi di DPR atau memperoleh 25 % dari suara sah secara nasional pada pemilu. 

Saat ini partai Nasdem hanya memiliki 9,05 %  suara sah nasional sehingga masih membutuhkan koalisi untuk bisa benar-benar mengusung Anies Baswedan untuk melenggang ke bursa calon presiden 2024.

Namun inilah yang menarik dari partai Nasdem, dengan mencuri star diawal mengukuhkan Anies Baswedan menjadi calon dari partainya akan menjadikan nilai tawar partai Nasdem naik dan semakin mahal dikalangan partai-partai yang akan berkoalisi. 

Kenapa begitu, karena jauh sebelum partai Nasdem resmi mengusung Anies Baswedan menjadi calon dari partainya, sebenarnya memang sudah ada beberapa partai yang menjagokan dan berencana meminang Anies Baswedan, hanya saja mereka menunggu momen yang tepat untuk itu. Sayangnya, didahului oleh partai Nasdem sehingga partai lain tidak lagi bisa menjadi kapten dalam permainan namun hanya bisa jadi gelandang atau penyerang. 

Menjadikan Anies Baswedan sebagai pion di partai akan semakin menguntungkan untuk bisa mengatur ritme permainan dalam kontekstasi kali ini. Secara, Anies punya potensi dengan masuknya 3 besar dibeberapa lembaga survei terpercaya dan tidak menutup kemungkinan memiliki daya pikat yang kuat untuk bisa memenangkan pertarungan.

Namun keputusan partai Nasdem cukup menarik sehingga menjadi perhatian banyak kalangan, kenapa ?  

Disisi lain, Anies Baswedan itu bukan kader dari partai Nasdem, bahkan beberapa kader dari partai Nasdem pun kadang berteriak begitu lantang menyuarakan tentang politik identitas yang diperankan oleh Anies Baswedan saat bertarung di pilgub DKI Jakarta.

Namun itulah politik, tak ada yang abadi. Kawan dan lawan menjadi dua hal yang seakan tidak bisa terpisahkan. Prinsip pun kadang menjadi hal yang tabu karena semua bisa saja berubah bergantung situasi dan kepentingan tertentu.

Malah bukan hanya partai Nasdem yang melakukan itu, disisi lain pun Anies Baswedan melakukan hal yang sama, disaat Partai Gerindra memuluskan langkah Anies Baswedan melenggang menjadi DKI 1, hubungan baik begitu terjalin hingga ke penghujung. 

Bahkan dalam beberapa video yang beredar, Anies Baswedan pernah berkomitmen untuk tidak akan mungkin maju menjadi calon presiden selama Pak Prabowo masih mencalonkan diri. Tapi nyatanya itu semua hanyalah pemanis belaka agar hubungan baik tetap terjalin.

Lagi-lagi itulah politik, tak ada yang abadi selain kepentingan. Persahabatan dan kekeluargaan seakan tak berarti, bisa jadi hanyalah pemanis yang kapan pun akan hilang karena sesungguhnya yang bertarung adalah kepentingan.

Terlepas dari semua hal diatas, sebagai anak bangsa, jangan sampai kita merobek kebhinekaan kita hanya karena kontekstasi politik. Jadikan perbedaan sebagai anugrah dalam berdemokrasi dan jadikan pilihan kita sebagai wujud kecintaan kita kepada sang Saka Merah Putih. 

Hanya sebatas opini saya,-

Majene, 08102022

0 Response to "Nasdem Menjadikan Anies Pion"

Posting Komentar