TERIMA KASIH PAK PRESIDEN JOKOWI

Terima kasih banyak atas waktu dan dedikasinya selama 10 tahun pak presiden. Saya adalah salah satu dari sekian puluh juta warga yang sangat kagum akan diri dan kepemimpinanmu. 

Sekalipun saya akui bahwa di tahun pertama, sesaat setelah engkau di nyatakan terpilih sebagai presiden tahun 2014 lalu. Saya pun menjadi salah satu dari sekian juta warga yang sempat merasa pesimis dan ragu atas kemampuanmu dalam memimpin negara. 

Apalagi seluas Indonesia yang terdiri dari 17 ribu lebih pulau yang di mukim oleh 1.340 suku yang tersebar dari Merauke hingga ke Sabang. 

Meskipun saat itu, saya sudah sedikit paham tentang diri dan keluargamu, kemampuan dan ambisimu, serta kesederhanaan dan pribadimu yang sangat bijaksana. Saya banyak mengikutimu lewat media-media yang selalu menyorot keseharian serta keberhasilan dirimu dalam menjalankan program-program saat menjabat di Solo dan menjadi nahkoda utama di kota Metropolitan. 

Tetapi, seiring berjalannya waktu. Engkau benar-benar telah menjawab keraguan itu dengan berbagai program keren, terobosan- terobosan yang baru dan cukup langka bagi saya, yang baru saja tertarik dengan dunia politik. Apalagi dengan blusukan yang menjadi ciri dan kebiasaanmu yang tidak tampak pada presiden-presiden sebelumnya. 

Mungkin engkau satu-satunya presiden yang berasal dari keluarga yang biasa dan sangat sederhana. Itulah mengapa engkau banyak di sorot oleh media dan di sukai banyak orang jika di bandingkan dengan yang sebelumnya. 

Lahir dari seorang ayah yang hanya berprofesi sebagai penjual dan tukang kayu di sekitaran bantaran kali Karanganyar. 

Ternyata hal ini tak membuatmu putus asa. Sulitnya kebutuhan ekonomi keluarga mengharuskanmu menjadi kuli panggul dan penjual kayu. Namun siapa sangka anak yang dulu hanyalah tukang kayu bisa menjadi orang nomor satu di negeri ini dan mampu memimpin selama 10 tahun dengan berbagai torehan prestasi yang sangat mentereng baik di dalam negeri maupun di luar negeri. 

Di tahun pertama kalau tidak salah engkau melakukan transformasi ekonomi dari yang tadinya berbasis konsumsi menjadi berbasis produksi yang menyebabkan lapangan kerja meningkatkan 12,31% pada semester pertama. 

Selanjutnya, engkau mengalihkan kebijakan subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur dan subsidi lain yang lebih tepat. Karena selama ini subsidi BBM memang dianggap tidak begitu tepat sasaran, lebih banyak di nikmati oleh kaum kaya. 

Menurut hasil salah satu riset 51% subsidi itu di nikmati oleh kaum kaya dan hanya sebanyak 7% yang benar-benar di nikmati oleh kaum miskin. Harap di koreksi jika salah.

Kemudian engkau kembali melakukan terobosan baru yang sangat keren, yakni dengan melakukan pemerataan pembangunan di luar pulau Jawa. Inilah yang selama ini kami tunggu, sebab presiden-presiden sebelumnya hanya focus melakukan pembangunan di pulau Jawa. Sedangkan kami dari timur merasa tak dianggap. Seolah-olah hanya sebatas istri simpanan yang di tinggal pergi dan sesekali di kunjungi disaat lagi butuh. 

Kami sadar jika suara kami memang tak begitu berarti. Kadang dianggap hanya sebagai suara pelengkap di setiap kontestasi politik. Kami pun sangat tau, suara mayoritas sekaligus sebagai suara penentu adanya di pulau Jawa. 

Mungkin pula ini menjadi alasan utama sehingga presiden-presiden sebelumnya tidak begitu melirik kami yang tinggal di bagian timur Indonesia. Setelah engkau menjabat barulah kami merasa di perhatikan, bahkan sangat bangga lahir dan besar di negeri ini. 

10 tahun yang lalu engkau telah memulai mewujudkan mimpi-mimpi kami, sebagai bangsa yang besar dalam dekapan Bhineka Tunggal Ika. Melalui pembangunan engkau wujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Infrastruktur yang merata di semua wilayah, Jalan-Jalan hingga ke sudut-sudut negeri mulai terbentang dari Miangas sampai pulau Rote, dari kota hingga ke kampung-kampung terdalam. 

Perbatasan kau solek se-indah mungkin, megah dengan berbagai ornamen khas bangsa kita, sehingga rasa malu yang dulunya ada kini menjadi rasa iri pada negara tetangga. Pelabuhan dan bandara baru kau dirikan agar semua wilayah bisa terkoneksi menjadi satu nusa satu bangsa. 

Ciri dan karakter setiap suku engkau hidupkan sehingga corak dari bangsa kita semakin nampak, toleransi dan keberagaman engkau hadirkan hingga perbedaan seakan menjadi satu bahasa. Destinasi Wisata kau hidupkan dan Even-even Internasional engkau hadirkan sebagai bukti jika kita bangsa yang besar.

Yang paling kerennya lagi karena kita sudah memiliki Ibu Kota Nusantara yang merupakan karya anak bangsa. Di bangun oleh putra dan putri bangsa melalui pendekatan kearifan lokal dan di hiasi dengan corak keberagaman suku, bukan hasil dari pemberian kolonial. Hingga melahirkan kebanggaan di hadapan dunia dan kini kami tak lagi malu mengatakan “ Saya Indonesia.”

Engkau terus berupaya merebut kedaulatan hingga semua kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Freeport di Papua, blok rokan di Sumatera dan blok Mahakam di Kalimantan, serta kendali Flight Informasition Region (FIR) ruang udara wilayah kepulauan Riau dan natuna juga kembali setelah 78 tahun di kuasai asing. Serta berbagai asset-aset lain yang tidak sempat saya sebutkan dalam tulisan ini. 

Lanjut pada periode kedua, engkau kembali fokus untuk membangun sumberdaya manusia. Saya menganggap ini adalah sesuatu yang sangat penting karena kemajuan sebuah bangsa dan berkembangnya suatu negara sangat di tentukan oleh SDM yang tersedia. 

Tak berhenti sampai disitu engkau melakukan penyederhaaan regulasi melalui undang-undang cipta kerja atau istilah kerennya Omnibus law. Hal ini juga akan sangat baik karena berpengaruh terhadap arus investasi serta berdampak baik terhadap dunia UMKM. Hingga kebijakan hilirisasi yang sempat mengguncang negara-negara eropa demi mendapatkan nilai tambah bagi negara. 

Sebuah kebijakan yang sangat luarbiasa dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keinginan, keberanian, kemandirian, serta tidak tersandera secara politik. Berbagai gugatan negara lain di abaikan, pembelaan di kuatkan karena ini milik kita dan tak boleh diatur oleh siapapun sehingga hilirisasi semakin di kencangkan. 

Itulah keberanian !

Berbagai demo dan unjuk rasa ikut mewarnai, semata-mata di lakukan untuk menjatuhkanmu. Segelintir tokoh terkenal ikut menghakimi padahal mereka pernah menjadi bagian dari kebijakan itu. Menganggap hanya dirinyalah yang paling benar dan engkau begitu jahat di matanya. Hingga isu agama pun ikut terbawa untuk membenarkan dirinya. 

Beberapa artis ternama juga ikut berteriak dengan gagah berani berdiri di depan sebagai tamen demokrasi. Menyuarakan diri sebagai orang yang paling demokratis. Tetapi malah diam disaat seorang tante telah merampas hak itu, mengkebiri demokrasi hanya karena ingin memberi jalan kepada ponakannya untuk melenggang menuju senayan karena tak mampu di lakukan oleh tangan sendiri tetapi butuh setuhan lembut dari sang tante tercinta meskipun harus ada yang di korbankan. 

Ini reel perampok sekaligus pecundang demokrasi demi mewujudkan dinasti politik keluarga. Mengambil hak orang lain lewat kekuasaan dan memberikan kepada ponakan yang notabenenya tidak memiliki hak. Tapi ini lumrah pak terjadi dimana-mana, baik di lembaga ataupun di instansi selalu saja keluarga menjadi skala prioritas utama, sehingga suasana kantor pun seakan jadi reuni keluarga.

Mahasiswa berteriak atas nama keadilan, “katanya” mewakili rakyat atas dasar kemanusiaan. Namun sayang, mereka terdiam dan seakan tidur disaat kebenaran engkau tegakkan. Engkau mencoba merongrong negara asing untuk mengembalikan kedaulatan negara kita tapi entah mereka kemana. 

Tak ada aksi, disaat undang-undang perampasaan asset engkau gaungkan. Padahal ini momen yang tepat untuk bersuara, agar wakil kita di singgasana ikut melarat. Tetapi ujungnya malah hanya ikut nimbrung di berbagai podcast untuk mendikte dirimu. Seakan dirinya paling berjasa di negeri ini padahal kerjanya hanya nyinyir dan menyindir tanpa arah. 

Itu tidak hanya datang dari mereka pak, bahkan di lingkungan saya sekalipun engkau selalu saja dianggap salah. Kebijakanmu dianggap konyol, sesekali mereka pun menyebutmu munafik, pembohong serta dzolim dan itu berasal dari teman, sahabat, keluarga bahkan tetangga. 

Engkau tetap saja salah, padahal menurut hemat saya, penilaian itu muncul bukan lahir secara objektif namun karena mereka merasa kepentingannya telah engkau kebiri. 

Tapi hebatnya, engkau terus bergerak membawa Indonesia menuju puncak meskipun cacian dan hinaan terus mengiringimu dan itu datang dari rakyatmu sendiri. Menyerang pribadi dengan berbagai cacian lewat ucapan dan meme yang tak pantas, ijazah palsu hingga anak haram. Menyerang keluarga melalui tuduhan antek asing, boneka partai, keluarga PKI, sampai politik dinasti. 

Mendengar itu semua terkadang saya pun ikut tersulut dan sakit hati, tetapi saya banyak belajar darimu untuk tetap diam dan tersenyum. Karena Inilah cara yang paling elegan untuk menundukkan musuh tanpa harus menyentuh dan menyakiti. Sebenarnya bapak tidak butuh pujian mereka, tanpa mereka pun bapak sudah mendapatkan pengakuan sebagai pemimpin terpopuler di dunia.

Ooo,,,,, Iya pak ! 

Saya sangat sedih dan marah pak, ketika seorang presiden harus duduk di bangku kayu. Suasananya pun tidak elok rasanya, terlihat seperti majikan yang sedang memberikan wejangan kepada IRT-nya, dan itu dilakukan oleh seorang perempuan yang notabenenya hanyalah seorang ketua partai pak. Sambil selfi, mereka ingin menyampaikan kepada dunia pak bahwa mereka jauh lebih berkuasa dari seorang presiden. 

Sejak saat itu saya pun membenarkan jika bapak adalah boneka partai. Namun pada akhirnya saya begitu kagum dengan manuver yang bapak lakukan di akhir periode bapak. 

Pelan tapi pasti dan jauh lebih sangat menyakitkan. Ibarat lagi sayang-sayangnya lalu di tinggal pergi, tak terlihat tapi sangat terasa. Dan pada akhirnya yang dulu kawan berubah menjadi lawan dan menganggap dirimu sebagai musuh, dulunya memuji dan memuja kini malah mencaci. Tidak masalah pak itu hak mereka dan percayalah bahwa di hati kecilnya pun ingin memuji dirimu.

Tetapi bagi kami pak ini menjadi bukti jika bapak memang tidak bisa di dikte oleh siapapun bahkan sekelas partai penguasa pun harus tertunduk lesu di hadapan bapak. Padahal pak Bambang Pacul pernah mengingatkan lewat kata-kata puitisnya “Jangan lawan orang baik, jangan lawan orang cantik, kalah kau sama orang itu.” Sudahlah pak, kelak mereka akan sadar akan hal itu. 

Pada akhirnya bapak sampai di penghujung waktu. Terima kasih atas berbagai prestasi yang di torehkan, terima kasih atas setiap sejarah baru yang sempat terukir, terima kasih atas pengabdian yang sangat melelahkan, terima kasih atas perjalanan panjang serta peradaban baru yang kau ciptakan dan terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang terus tumbuh tanpa henti.

Terakhir dari saya pak ! 

Masa transisinya sangat keren dan mengagumkan. Mungkin ini kali pertama saya melihat masa transisi yang sangat indah seperti ini dan mungkin belum pernah terjadi di negara manapun di dunia. Semoga penerus bapak bisa melakukan hal yang sama. Bergerak bersama dalam bingkai kearaban menuju Indonesia Maju lewat kibaran merah putih.

Sudah saatnya bapak istirahat dari perjalanan panjang yang sangat melelahkan ini. Saya pun memohon maaf jika ada salah karena sempat berharap sepeda tapi tak kunjung tiba, hingga engkau kembali ke Solo dan saya pun harus mengubur mimpi itu. Sehat selalu pak bersama keluarga, dan kami pun tetap akan mengakui jika bapak adalah presiden terbaik sepanjang masa.


Selamat beristirhat pak ! Salam hangat sampai ke Solo. 

Akbar Alimuddin.

0 Response to "TERIMA KASIH PAK PRESIDEN JOKOWI"

Posting Komentar