Engkau Masih Terlalu Muda

Sore ini, ketika saya singgah di sebuah ATM di sekitaran Jl. Sultan Alauddin. Saat menunggu antrian di depan ATM, dua orang adik menghampiri saya. Kira-kira usia mereka jika sekolah sekitaran kelas 1 atau kelas 2 SMP. Mereka datang dengan pakaian yang lusuh, di tangan kanannya memegang karung yang mungkin saja tempat untuk mengais rezeki dari rongsokan dan plastik yang di temuinya di jalan.

 Saat tangannya menengadah pas di depanku disertai dengan ucapan meminta dari mulutnya. Rasa empati itu ada, namun saya terpaksa menolak permintaannya. Bukan maksud membuatnya kecewa, tapi mengajarkan mereka untuk menjauhi kebiasaan yang mereka lakukan.

Karena jika mereka merasa nyaman dengan kebiasaan itu, maka secara otomatis mereka akan meninggalkan profesinya sebagai pengepul plastik dan rongsokan. Sepenuhnya akan menghabiskan waktunya untuk sekedar berharap belas kasih dari orang dengan modal tapak tangan. Padahal menjadi pengepul masih lebih mulia dari sekedar meminta.

Maaf dik, bukan maksud menolak. Tapi cuman ingin mengajarkanmu satu hal bahwa profesimu itu sangat mulia. Umurmu masih terlalu muda untuk mengharap belas kasih dari orang. Tetaplah semangat dik untuk berusaha. Semoga kita ketemu kembali kakak janji akan memberimu, jika engkau hadir dengan cara yang berbeda.

Itu saja!

0 Response to "Engkau Masih Terlalu Muda "

Posting Komentar