Jaring Yang Terhempas
Tepat pukul 9 pagi, kembali berkunjung ke kampus UNM Tidung untuk menitip Tesis. Sesampai di kampus tak terlihat seorang pun di ruangan jurusan. Beberapa kali ku mencoba masuk dan berpikir untuk menaruh tesis diatas meja, namun tak jadi karena takut tercecer ataupun tak terlihat oleh dosen yang ku maksud. Akhirnya ku coba menunggu hingga seorang pegawai datang.
Sambil ngobrol dia duduk di kursi tamu, aku pun masuk dan mencoba meminta petunjuk darinya. Akhirnya beliau menyarankan menaruh di atas meja, tepat berada diruang paling ujung sudut kanan. Mungkin saja itu ruangan dari dosen yang kumaksud. Tentang tesis pun selesai.
Kemudian kembali dan kusempatkan untuk singgah di kedai sekedar mengecek kondisi karena hujan deras baru saja turun malam tadi. Setelah melihat kondisinya aman, aku pun bergegas pulang ke kos karena lapar dan dahaga sudah mulai mengejek.
Setelah makan, rasa ngantuk mulai merangkul. Tak berpikir panjang, aku pun mencoba untuk tertidur sejenak sebelum melanjutkan aktifitas. Tak begitu lama adzan dzuhur pun berkumandan, tanda jika tidur harus terhenti untuk menunaikan penghambaan kepada Sang Pemilik Alam.
Dibalik pintu pas di depan lemari, istri sudah siap untuk berangkat ke salah satu kampus di Makassar, ku simpan seragam sholat kemudian bergegas untuk mengantar istri ke kampus. Aku meninggalkannya di kampus dan bertolak ke rumah sepupu. Di depan sana nampak beberapa orang yang sedang asyik memainkan jaring di tangannya, sesekali mereka hempaskan namun tak mendapatkan apa-apa.
Wah kayaknya keren nih, akhirnya aku menyempatkan waktu untuk memarkir motor di pinggir kanal dan melanjutkan untuk memperhatikan mereka. Dari raut wajah mereka nampak harap-harap cemas menanti ikan terkena jaringnya. Namun beberapa kali dihempaskan, tetap saja tak membuahkan hasil. Tak begitu lama, deretan motor semakin memenuhi pinggiran kanal.
Aku pun menyudahinya dan bertolak ke rumah sepupu yang tak jauh dari kanal itu. Dari depan nampak sebuah motor yang terparkir di depan pintu. Ku mengetuk pintu namun tak ada suara, mungkin lagi tertidur pulas. Namun pintu rumah tak terkunci, aku pun masuk dan langsung duduk di hadapan tv sambil mencari program tontonan yang menarik.
Tak berselang lama, sepupu pun keluar dari kamarnya dan menyapaku. Segelas sirup dingin dan beberapa jenis buah menjadi santapan pertamaku kali ini. Sambil menikmatinya, kami pun ngobrol soal apa saja yang bisa jadi bahan tertawaan.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, sudah saatnya menjemput sang istri. Setelah menjemputnya, kami kembali kesini dan menikmati kembali suguhan buah dan sirup yang sudah ada di depan tv. Pertemuan kami hari ini diakhiri dengan sekantong buah untuk dibawa kembali ke kos.
Itu saja !
Sambil ngobrol dia duduk di kursi tamu, aku pun masuk dan mencoba meminta petunjuk darinya. Akhirnya beliau menyarankan menaruh di atas meja, tepat berada diruang paling ujung sudut kanan. Mungkin saja itu ruangan dari dosen yang kumaksud. Tentang tesis pun selesai.
Kemudian kembali dan kusempatkan untuk singgah di kedai sekedar mengecek kondisi karena hujan deras baru saja turun malam tadi. Setelah melihat kondisinya aman, aku pun bergegas pulang ke kos karena lapar dan dahaga sudah mulai mengejek.
Setelah makan, rasa ngantuk mulai merangkul. Tak berpikir panjang, aku pun mencoba untuk tertidur sejenak sebelum melanjutkan aktifitas. Tak begitu lama adzan dzuhur pun berkumandan, tanda jika tidur harus terhenti untuk menunaikan penghambaan kepada Sang Pemilik Alam.
Dibalik pintu pas di depan lemari, istri sudah siap untuk berangkat ke salah satu kampus di Makassar, ku simpan seragam sholat kemudian bergegas untuk mengantar istri ke kampus. Aku meninggalkannya di kampus dan bertolak ke rumah sepupu. Di depan sana nampak beberapa orang yang sedang asyik memainkan jaring di tangannya, sesekali mereka hempaskan namun tak mendapatkan apa-apa.
Wah kayaknya keren nih, akhirnya aku menyempatkan waktu untuk memarkir motor di pinggir kanal dan melanjutkan untuk memperhatikan mereka. Dari raut wajah mereka nampak harap-harap cemas menanti ikan terkena jaringnya. Namun beberapa kali dihempaskan, tetap saja tak membuahkan hasil. Tak begitu lama, deretan motor semakin memenuhi pinggiran kanal.
Aku pun menyudahinya dan bertolak ke rumah sepupu yang tak jauh dari kanal itu. Dari depan nampak sebuah motor yang terparkir di depan pintu. Ku mengetuk pintu namun tak ada suara, mungkin lagi tertidur pulas. Namun pintu rumah tak terkunci, aku pun masuk dan langsung duduk di hadapan tv sambil mencari program tontonan yang menarik.
Tak berselang lama, sepupu pun keluar dari kamarnya dan menyapaku. Segelas sirup dingin dan beberapa jenis buah menjadi santapan pertamaku kali ini. Sambil menikmatinya, kami pun ngobrol soal apa saja yang bisa jadi bahan tertawaan.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, sudah saatnya menjemput sang istri. Setelah menjemputnya, kami kembali kesini dan menikmati kembali suguhan buah dan sirup yang sudah ada di depan tv. Pertemuan kami hari ini diakhiri dengan sekantong buah untuk dibawa kembali ke kos.
Itu saja !
0 Response to "Jaring Yang Terhempas"
Posting Komentar