Laptop Dan PerjalananKu
Pagi ini saat membuka laptop, kembali teringat pesanan teman yang meminta bantuan untuk di desainkan selembaran spanduk. Aku pun mencoba menyelesaikannya karena sudah terhitung beberapa hari namun belum juga ku tuntaskan. Laptop putih yang selalu menemaniku sudah siap di depanku, diatas kasur yang bermotif bunga. Maaf bukan meja tapi kasur karena diatas meja sudah full dengan buku-buku termasuk novel yang telah ku terbitkan.
Setelah melihat beberapa file, akhirnya ku mencoba membuka salah satu file yang sempat ku desain beberapa hari lalu. Namun ternyata di luar dugaan, aplikasi desain yang biasa ku gunakan ternyata ekspayer dan butuh update. Namun updatenya tak segampang menyurumput kopi di warung tetangga namun perlu sentuhan keahlian untuk bisa menyelesaikannya.
Kanda Bahar menjadi sasaran kali ini, seorang sahabat sekaligus saudara yang boleh dikata tau segala hal apalagi menyangkut soal dunia internet. Wah beliau jagonya. Beliau alumni hukum Unhas namun saat ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di dunia internet, dan sekarang beliau lagi mencoba menyelesaikan beberapa media online yang digagasnya. Tapi jangan salah, meskipun sudah bertahun-tahun menghabiskan waktu di dunia internet, namun pengetahuan dan wawasannya tentang hukum tak pernah redup ataupun hilang. Bahkan jika di tanya tentang hukum beliau pastinya dapat menjawab dengan tepat.
Tepat pukul 9 pagi, aku pun bertolak ke kosnya. Letaknya tidak begitu jauh dari kampus Unhas. Dari balik tangga beliau tak terlihat, mungkin pulang kampung pikirku. Beberapa kali mengetuk pintu kamarnya namun tak ada suara, akhirnya ku duduk di sebuah kursi yang ada di sudut teras. Ku ambil handpone dan kemudian mencoba menghubunginya. Ternyata dering handponenya terdengar. Tanda jika beliau ada di dalam.
Tak selang beberapa lama, senyum sumringah muncul dari bawah tangga, ternyata belau lagi habis ngerumpi di rumah tetangga. Wah seru dong, ucapan salam dan jabat menjadi pembuka pertemuan kami hari ini.
Madu menjadi sasaran aktifitas pertama kami, mencatat beberapa harga produk yang akan kami titip di warung dan mengantarnya secara langsung. Bertemu dengan pemilik yang ternyata notabenenya seorang tetangga yang baik hati, beliau paham bahwa memulai usaha itu membutuhkan perjuangan dan memang harus saling membantu. Pertemuan kami pun berakhir dengan segelas teh lengkap dengan sepiring kue. Kami kembali ke kos dan bersiap untuk menunaikan sholat jum’at.
Setelah semuanya selesai, kami berangkat ke mesjid yang tidak begitu jauh dari kos. Kira-kira berjarak kurang lebih 500 meter. Nampak di depan mesjid full dengan parkiran motor hingga agak bingung mencari tempat yang kosong. Jamaah pun mulai berdatangan, seiring dengan suara adzan berkumandan.
Tak begitu lama, suara khatib pun mulai terdengar dari balik mimbar. Sangat jelas beliau menyampaikan tentang fenomena alam yang terjadi berupa bencana alam yang sudah pasti disebabkan oleh murka dari Allah karena ulah hambanya yang tak tau diri. Zina yang marak terjadi dilingkungan kita, penyalahgunaan obat-obatan, ke syirikan dan masih banyak lagi hal yang membuat diri-Nya murka. Khutbahnya diakhiri dengan ajakan kembali ke fitrah kita sebagai hamba untuk taat kepada-Nya.
Jum’at pun berlalu dan kami lanjut berkunjung ke workshop untuk membeli makan. Dari depan sudah nampak antrian yang panjang di salah satu tempat makan. Kami pun ikut mengantri di belakang orang-orang yang sudah mendahului kami. Tiba giliran kami dan mencoba menyebutkan beberapa lauk yang kami sukai. Setelah semuanya terkumpul dalam satu piring kami pun mengambilnya kemudian duduk di salah satu meja yang terletak pas di bagian depan sudut warung. Makan pun selesai dan kami memutuskan untuk kembali ke kos.
Rasa ngantuk mulai mendekap, mata mulai sayup, aku pun memutuskan untuk terlelap sejenak. Terus dibalik pintu sudah ada kanda yang sementara bergelut dengan dua buah laptop di hadapannya. Beliau sementara memperbaiki beberapa aplikasi yang membuatku hari ini tak bisa berbuat apa-apa selain menemui beliau.
Ku terbangun disaat jarum jam sudah menunjuk ke angka 4, wah ternyata tak terasa sudah sore, begitu lelap tidurku siang tadi. Sholat menjadi aktifitas pembuka setelah terlelap. Diatas meja di depan kanda sudah tersedia laptop yang sudah ready untuk di pakai. Wah semuanya sudah aman terkendali. Kami pun kembali ngobrol tentang dunia blog dan sesekali diselingi dengan canda dan tawa. Pertemuan kami hari ini pun berakhir setelah magrib dan aku pun kembali ke kos dengan ucapan terima kasih banyak kanda.
Itu saja !
Setelah melihat beberapa file, akhirnya ku mencoba membuka salah satu file yang sempat ku desain beberapa hari lalu. Namun ternyata di luar dugaan, aplikasi desain yang biasa ku gunakan ternyata ekspayer dan butuh update. Namun updatenya tak segampang menyurumput kopi di warung tetangga namun perlu sentuhan keahlian untuk bisa menyelesaikannya.
Kanda Bahar menjadi sasaran kali ini, seorang sahabat sekaligus saudara yang boleh dikata tau segala hal apalagi menyangkut soal dunia internet. Wah beliau jagonya. Beliau alumni hukum Unhas namun saat ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di dunia internet, dan sekarang beliau lagi mencoba menyelesaikan beberapa media online yang digagasnya. Tapi jangan salah, meskipun sudah bertahun-tahun menghabiskan waktu di dunia internet, namun pengetahuan dan wawasannya tentang hukum tak pernah redup ataupun hilang. Bahkan jika di tanya tentang hukum beliau pastinya dapat menjawab dengan tepat.
Tepat pukul 9 pagi, aku pun bertolak ke kosnya. Letaknya tidak begitu jauh dari kampus Unhas. Dari balik tangga beliau tak terlihat, mungkin pulang kampung pikirku. Beberapa kali mengetuk pintu kamarnya namun tak ada suara, akhirnya ku duduk di sebuah kursi yang ada di sudut teras. Ku ambil handpone dan kemudian mencoba menghubunginya. Ternyata dering handponenya terdengar. Tanda jika beliau ada di dalam.
Tak selang beberapa lama, senyum sumringah muncul dari bawah tangga, ternyata belau lagi habis ngerumpi di rumah tetangga. Wah seru dong, ucapan salam dan jabat menjadi pembuka pertemuan kami hari ini.
Madu menjadi sasaran aktifitas pertama kami, mencatat beberapa harga produk yang akan kami titip di warung dan mengantarnya secara langsung. Bertemu dengan pemilik yang ternyata notabenenya seorang tetangga yang baik hati, beliau paham bahwa memulai usaha itu membutuhkan perjuangan dan memang harus saling membantu. Pertemuan kami pun berakhir dengan segelas teh lengkap dengan sepiring kue. Kami kembali ke kos dan bersiap untuk menunaikan sholat jum’at.
Setelah semuanya selesai, kami berangkat ke mesjid yang tidak begitu jauh dari kos. Kira-kira berjarak kurang lebih 500 meter. Nampak di depan mesjid full dengan parkiran motor hingga agak bingung mencari tempat yang kosong. Jamaah pun mulai berdatangan, seiring dengan suara adzan berkumandan.
Tak begitu lama, suara khatib pun mulai terdengar dari balik mimbar. Sangat jelas beliau menyampaikan tentang fenomena alam yang terjadi berupa bencana alam yang sudah pasti disebabkan oleh murka dari Allah karena ulah hambanya yang tak tau diri. Zina yang marak terjadi dilingkungan kita, penyalahgunaan obat-obatan, ke syirikan dan masih banyak lagi hal yang membuat diri-Nya murka. Khutbahnya diakhiri dengan ajakan kembali ke fitrah kita sebagai hamba untuk taat kepada-Nya.
Jum’at pun berlalu dan kami lanjut berkunjung ke workshop untuk membeli makan. Dari depan sudah nampak antrian yang panjang di salah satu tempat makan. Kami pun ikut mengantri di belakang orang-orang yang sudah mendahului kami. Tiba giliran kami dan mencoba menyebutkan beberapa lauk yang kami sukai. Setelah semuanya terkumpul dalam satu piring kami pun mengambilnya kemudian duduk di salah satu meja yang terletak pas di bagian depan sudut warung. Makan pun selesai dan kami memutuskan untuk kembali ke kos.
Rasa ngantuk mulai mendekap, mata mulai sayup, aku pun memutuskan untuk terlelap sejenak. Terus dibalik pintu sudah ada kanda yang sementara bergelut dengan dua buah laptop di hadapannya. Beliau sementara memperbaiki beberapa aplikasi yang membuatku hari ini tak bisa berbuat apa-apa selain menemui beliau.
Ku terbangun disaat jarum jam sudah menunjuk ke angka 4, wah ternyata tak terasa sudah sore, begitu lelap tidurku siang tadi. Sholat menjadi aktifitas pembuka setelah terlelap. Diatas meja di depan kanda sudah tersedia laptop yang sudah ready untuk di pakai. Wah semuanya sudah aman terkendali. Kami pun kembali ngobrol tentang dunia blog dan sesekali diselingi dengan canda dan tawa. Pertemuan kami hari ini pun berakhir setelah magrib dan aku pun kembali ke kos dengan ucapan terima kasih banyak kanda.
Itu saja !
0 Response to "Laptop Dan PerjalananKu"
Posting Komentar