Kakak Sapri Punya Acara
Sebentar lagi magrib, sempat bimbang untuk melanjutkan perjalanan atau terhenti sejenak menunggu adzan berkumandan. Sesekali melirik ke jam namun terlihat masih ada waktu untuk sampai ke tujuan sebelum magrib tiba. Akhirnya, kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan dan berharap sampai ke tujuan sebelum adzan magrib menggema.
Sebelum ku lanjutkan ceritanya akan ku jelaskan sedikit tentang tujuanku kali ini. Perjalanan kali ini bersama dengan Kakak Heri, Kakak Ummul, dan Istri tercinta. Tujuannya untuk menghadiri acara syukuran kakak Sapri di Perumahan Tamalanrea Indah. Kakak Sapri kini berstatus alumni setelah menuntaskan studinya yang entah berapa tahun lamanya. Tapi mending sih karena beliau sudah menyelesaikannya dibanding aku yang masih terperangkap dalam buaian pembimbing.
Kakak Sapri merupakan salah satu relawan di komunitas, sosok yang penyabar, baik hati, rajin, ikhlas, dan tulus menjadi ciri khasnya. Makanya jangan heran jika dirinya banyak disukai oleh teman-teman, terutama gadis cantik yang berwajah manis di sudut sana. Dari depan sudah nampak Kakak Sapri sambil tersenyum meneteng handpone di tangan kirinya, di sampingnya nampak beberapa motor yang terparkir rapi, dan di teras sudah terlihat beberapa orang temannya yang lagi ngobrol, didalam rumah terlihat Kakak Azhar dan kakak Kaswal yang lagi sibuk bergulat dengan sop ayam d depannya.
Kami pun mendekati mereka dan duduk pas disampingnya. Tak menunggu lama, jalangkote pun datang dan menjadi suguhan dan santapan pertama kami kali ini. Suasana semakin riuh, kondisi ruangan pun sudah semakin sesak. Tak ada waktu lagi selain bergegas mendekati meja dan menyantap suguhan makanan. Ternyata makanannya memang enak, wajar jika saya dan kakak Azhar nambah hingga dua kali, Kakak Heri pun begitu, namun entah dengan yang lain.
Setelah makan, waktu magrib pun sudah mulai masuk, akhirnya petemuan kami diruangan ini harus terhenti sejenak untuk menuntaskan penghambaan kami kepada sang pemilik kehidupan.
Jalan kaki menjadi pilhan kami untuk mengunjungi mesjid, dengan jarak yang kurang lebih 400 meter di depan kami sudah nampak mesjid yang berdiri kokoh, kondisi luarnya masih kusut karena sementara proses renovasi namun bagian dalamnya nampak indah dengan ornamen-ornamen unik disekelilingnya.
Kami pun segera bergegas menuju tempat wudhu dan kemudian sholat dengan berdiri di shaf bagian belakang. Maklum agak telat makanya rakaat pertama sudah terlewatkan. Selesai sholat kami kembali ke rumah kakak Sapri, suasana semakin sesak teman-temannya masih berdatangan. Seakan tak cukup tempat, kami pun duduk di teras dan tak berselang lama. Kami mengabadikan momen dan pulang.
Selamat buat Kakak Sapri, sukses selalu, berkah gelarnya, bermanfaat ilmunya.
Itu saja !
Sebelum ku lanjutkan ceritanya akan ku jelaskan sedikit tentang tujuanku kali ini. Perjalanan kali ini bersama dengan Kakak Heri, Kakak Ummul, dan Istri tercinta. Tujuannya untuk menghadiri acara syukuran kakak Sapri di Perumahan Tamalanrea Indah. Kakak Sapri kini berstatus alumni setelah menuntaskan studinya yang entah berapa tahun lamanya. Tapi mending sih karena beliau sudah menyelesaikannya dibanding aku yang masih terperangkap dalam buaian pembimbing.
Kakak Sapri merupakan salah satu relawan di komunitas, sosok yang penyabar, baik hati, rajin, ikhlas, dan tulus menjadi ciri khasnya. Makanya jangan heran jika dirinya banyak disukai oleh teman-teman, terutama gadis cantik yang berwajah manis di sudut sana. Dari depan sudah nampak Kakak Sapri sambil tersenyum meneteng handpone di tangan kirinya, di sampingnya nampak beberapa motor yang terparkir rapi, dan di teras sudah terlihat beberapa orang temannya yang lagi ngobrol, didalam rumah terlihat Kakak Azhar dan kakak Kaswal yang lagi sibuk bergulat dengan sop ayam d depannya.
Kami pun mendekati mereka dan duduk pas disampingnya. Tak menunggu lama, jalangkote pun datang dan menjadi suguhan dan santapan pertama kami kali ini. Suasana semakin riuh, kondisi ruangan pun sudah semakin sesak. Tak ada waktu lagi selain bergegas mendekati meja dan menyantap suguhan makanan. Ternyata makanannya memang enak, wajar jika saya dan kakak Azhar nambah hingga dua kali, Kakak Heri pun begitu, namun entah dengan yang lain.
Setelah makan, waktu magrib pun sudah mulai masuk, akhirnya petemuan kami diruangan ini harus terhenti sejenak untuk menuntaskan penghambaan kami kepada sang pemilik kehidupan.
Jalan kaki menjadi pilhan kami untuk mengunjungi mesjid, dengan jarak yang kurang lebih 400 meter di depan kami sudah nampak mesjid yang berdiri kokoh, kondisi luarnya masih kusut karena sementara proses renovasi namun bagian dalamnya nampak indah dengan ornamen-ornamen unik disekelilingnya.
Kami pun segera bergegas menuju tempat wudhu dan kemudian sholat dengan berdiri di shaf bagian belakang. Maklum agak telat makanya rakaat pertama sudah terlewatkan. Selesai sholat kami kembali ke rumah kakak Sapri, suasana semakin sesak teman-temannya masih berdatangan. Seakan tak cukup tempat, kami pun duduk di teras dan tak berselang lama. Kami mengabadikan momen dan pulang.
Selamat buat Kakak Sapri, sukses selalu, berkah gelarnya, bermanfaat ilmunya.
Itu saja !
0 Response to "Kakak Sapri Punya Acara"
Posting Komentar