Jelajah Di Tegah Kota
Memulai usaha ibarat mengajari seorang bayi untuk berjalan, meskipun tak mudah namun menyenangkan. Seperti hal yang kami lakukan malam ini, sebelum terlelap kami menyempatkan waktu menjelajah di tengah kota untuk menempel lembaran-lembaran brosur.
Kali ini, cenderawasih dan sekitarnya menjadi rute jelajah kami. Setelah beberapa lembar tertempel ditempat yang berbeda, kami pun singgah disalah satu lapak yang berada di ujung jalan. Kami tertarik dengan letak lapak ini yang cukup strategis. Akhirnya, kami mencoba meminta izin kepada sang pemilik untuk menempel brosur yang kami bawah.
Sang pemilik pun kelihatannya terlihat baik, setelah ku meminta izin kepadanya, hanya anggukan yang ku terima. Hingga kusimpulkan jika sudah ada izin darinya. Akhirnya tak menunggu waktu lama ku tempelkan brosur itu pas di depan pintu. Lapaknya sangat sederhana hanya terbuat dari bangunan semi permanen yang terbungkus papan, namun di bagian dalamnya terlihat peralatan jahit yang super lengkap. Di bagian depan berjejer beberapa etalase.
Ucapan terima kasih menjadi penutup pertemuan kami malam ini bersama pemilik lapak. Kemudian kami balik dan melanjutkan jelajah kami untuk menemukan tempat-tempat yang strategis lainnya, agar bisa memasang lembaran-lembaran brosur yang masih bertumpuk di dalam tas. Tiba di depan salah satu kampus swasta di Makassar, kami kembali memasang beberapa lembaran brosur di beberapa sudut. Suasana sudah mulai sepi, suara kendaraan sudah mulai hilang. Di depan toko itu hanya terlihat beberapa angkot yang terparkir, pas didepan toko beberapa pria lagi ngobrol dengan asyiknya. Mungkin mereka pemilik angkot yang lagi ngerumpi.
Jelajah pun berlanjut hingga tak terasa malam semakin larut. Kami pun mulai bergegas untuk kembali karena rasa ngantuk sudah mulai mengejek, tak menunggu waktu lama akhirnya kami memilih bantal menjadi pelabuhan terkahir kami malam ini untuk menuntaskan mimpi yang belum terwujud.
Itu saja !
Kali ini, cenderawasih dan sekitarnya menjadi rute jelajah kami. Setelah beberapa lembar tertempel ditempat yang berbeda, kami pun singgah disalah satu lapak yang berada di ujung jalan. Kami tertarik dengan letak lapak ini yang cukup strategis. Akhirnya, kami mencoba meminta izin kepada sang pemilik untuk menempel brosur yang kami bawah.
Sang pemilik pun kelihatannya terlihat baik, setelah ku meminta izin kepadanya, hanya anggukan yang ku terima. Hingga kusimpulkan jika sudah ada izin darinya. Akhirnya tak menunggu waktu lama ku tempelkan brosur itu pas di depan pintu. Lapaknya sangat sederhana hanya terbuat dari bangunan semi permanen yang terbungkus papan, namun di bagian dalamnya terlihat peralatan jahit yang super lengkap. Di bagian depan berjejer beberapa etalase.
Ucapan terima kasih menjadi penutup pertemuan kami malam ini bersama pemilik lapak. Kemudian kami balik dan melanjutkan jelajah kami untuk menemukan tempat-tempat yang strategis lainnya, agar bisa memasang lembaran-lembaran brosur yang masih bertumpuk di dalam tas. Tiba di depan salah satu kampus swasta di Makassar, kami kembali memasang beberapa lembaran brosur di beberapa sudut. Suasana sudah mulai sepi, suara kendaraan sudah mulai hilang. Di depan toko itu hanya terlihat beberapa angkot yang terparkir, pas didepan toko beberapa pria lagi ngobrol dengan asyiknya. Mungkin mereka pemilik angkot yang lagi ngerumpi.
Jelajah pun berlanjut hingga tak terasa malam semakin larut. Kami pun mulai bergegas untuk kembali karena rasa ngantuk sudah mulai mengejek, tak menunggu waktu lama akhirnya kami memilih bantal menjadi pelabuhan terkahir kami malam ini untuk menuntaskan mimpi yang belum terwujud.
Itu saja !
0 Response to "Jelajah Di Tegah Kota"
Posting Komentar