Fitnah, Ijazah Palsu


Baru-baru ini pak Jokowi kembali di rundung fitnah dari mereka yang sedang lagi tak enak badan karena virus iri dan dengki yang semakin menggerogoti.

Orangnya tetap saja sama, mereka yang dari dulu tidak senang dengan jokowi karena kepemimpinannya yang dianggap tirani dan tidak memihak ke rakyat kecil. Entahlah, tuduhan mereka benar atau salah namun saya melihat dari sisi yang berbeda.

Malah dengan kehadiran Pak Jokowi sebagai presiden, seakan memberikan kontribusi yang besar terhadap perubahan iklim sistem tata kelola pemerintahan kita yang semakin baik, semakin bijak, dan adil untuk semua.

Sekalipun masih banyak kekurangan ataupun ketidakpastian dari kebijakan yang dikeluarkan, saya kira itu menjadi bagian dari sebuah proses yang harus tetap dikawal. Namun sejauh ini, saya secara pribadi sangat puas dengan kinerja pak Jokowi.

Mengkritisi sebuah kebijakan itu sesuatu yang baik dan sangat perlu untuk dilakukan sebagai bagian dari pengawasan, agar pemerintah bisa semakin berhati-hati dalam mengambil keputusan. Hanya saja, menghina atau merendahkan, mengolok, hingga memfitnah itu bukan lagi pembenaran dalam sebuah demokrasi yang harus dibiarkan.

Hal inilah yang sering dilakukan oleh kubu sebelah, mereka terus berupaya mencari objek untuk menjatuhkan pemerintah. Isu-isu liar terus digulirkan di masyarakat, digoreng hingga matang agar baunya menyebar kesuluruh pelosok tanah air.

Mulai dari isu PKI, antek asing, hingga ijazah palsu. Untung saja Pak Jokowi bukan sekedar pemimpin yang hanya pandai merangkai kata-kata, namun beliau juga piawai dalam menekuk lawan tanpa harus beradu.

Sudah menjadi kebiasaan dari Pak Jokowi untuk membiarkan isu itu bergulir hingga sampai di waktu yang tepat untuk membalikkan keadaan. Mungkin ini juga bagian dari strategi untuk bisa mengetahui kekuatan lawan karena dengan membiarkan isu itu menyeruak, maka mereka akan bermunculan untuk saling membenarkan.

Disinilah strategi itu di mainkan, dengan mengetahui kekustan lawan maka sangat mudah untuk bisa mengalahkannya tanpa mesti harus turun tangan secara langsung.

Seperti halnya isu ijazah palsu yang baru-baru ini jadi tranding, dipelopori oleh Bambang Tri Mulyono yang sekaligus penulis buku berjudul "Jokowi Undercover". Dari buku inilah kemudian dirinya harus berakhir dibalik jeruji besi selama 3 tahun karena terbukti bersalah telah melakukan praktek ujaran kebencian.

Sayangnya, momen ini tak lantas memberikannya efek jera atau pelajaran yang berharga hingga membuatnya sadar. Namun kembali berulah dengan memfitnah pak Jokowi lewat tuduhan ijazah palsu.

Dukungan pun berdatangan, mulai dari mereka yang sering berteriak atasnama khilafah, seorang dokter perempuan, hingga yang katanya bapak bangsa. Semuanya ikut bersuara seakan menuntut pertanggungjawaban.

Pak Jokowi pun menanggapinya dengan santai, yang beliau lakukan hanya mengunjungi kampus dan bertemu dengan beberapa dosennya dulu. Hanya dengan bernostalgia sejenak dibarengi canda dan tawa bersama kawan-kawan lama seakan memberi isyarat jika inilah jawaban atas tuduhan yang tak berdasar kepadanya. 

Kemudian dipertegas dengan adanya komperensi pers yang dilakukan oleh pihak kampus serta pihak sekolah yang dulu pernah membersamainya. Selesai deh masalahnya tanpa mesti harus meneteskan keringat yang berlebih.

Andaipun tuduhan itu benar maka sudah dari dulu, tidak perlu menunggu akhir periode kedua menjadi presiden untuk menjatuhkan Pak Jokowi. Cukup saat menjadi bakal calon Walikota Solo, calon gubernur DKI Jakarta, atau di periode pertama jadi presiden. Karena sudah menjadi tradisi di negeri kita kekurangan dan kesalahan ataupun kelemahan dari setiap calon akan muncul disetiap kontestasi politik di mulai.

Ini cara yang paling mudah dan sangat sering dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki program yang jelas saat memimpin, hanya bermodalkan ambisi dan kekuasaan hingga ikut terlibat dalam kontestasi politik. Padahal cara seperti ini tidak baik untuk masa depan demokrasi kita.

Yah, semoga saja di tahun 2024 tak ada lagi yang seperti itu. Apalagi jika melakukan politik identitas yang hanya akan menimbulkan luka menganga di bangsa ini.

Seperti itulah kira-kira!

Majene, 18102022

0 Response to "Fitnah, Ijazah Palsu"

Posting Komentar